Surat Seorang Ayah untuk Putranya

douglas macarthur

Ketika sedang memimpin pasukan Amerika Serikat di tengah Perang Dunia II yang berkecamuk di Pasifik, Jenderal Douglas MacArthur sempat menuliskan sebuah surat kepada putranya, Arthur IV. Berikut adalah isi surat tersebut :

Bentuklah putraku Tuhan, menjadi seseorang yang cukup kuat untuk tahu kapan ia sedang lemah dan cukup berani menghadapi dirinya sendiri ketika dia takut. Seseorang yang tetap bangga dan tegar ketika dikalahkan dalam perang, serta rendah hati ketika menang.

Bentuklah putraku menjadi manusia yang tidak hanya berharap, tetapi juga berbuat. Seorang putra yang akan mengenal Engkau dan menyadari bahwa mengenal dirinya sendiri adalah dasar dari pengetahuan.

Tuntun dia, pintaku, bukan di jalan kemudahan dan kenyamanan, tetapi di bawah tekanan kesulitan dan tantangan. Biarkan dia belajar untuk berdiri tegar di tengah badai. Biarkan dia belajar belas kasih kepada mereka yang gagal.

Bentuklah putraku menjadi seseorang yang hatinya bersih, yang cita-citanya sangat tinggi, seorang putra yang akan menguasai dirinya sendiri sebelum ia berusaha untuk memimpin orang lain. Seseorang yang akan meraih masa depan, tetapi tak pernah melupakan masa lalu.

Dan setelah semua ini ada padanya, pintaku, berikan ia rasa humor sehingga ia dapat tetap serius, tapi ia tidak pernah membawakan dirinya dengan terlalu serius. Beri dia kerendahan hati sehingga ia selalu ingat kesederhanaan dari kemuliaan sejati. Pikiran terbuka terhadap kebijaksanaan sejati dan kelemahlembutan dari kekuatan sejati.

Lalu aku, ayahnya, akan berani berkata, “Hidupku tidak sia-sia!”

Surat di atas merupakan bukti cinta kasih seorang ayah kepada anaknya yang diwujudkan dalam bentuk doa dan harapan. Jadi, jangan pernah meragukan ketulusan kasih sayang orang tua dan berbaktilah kepada mereka ya…